6 Misteri Indonesia yang Bikin Dunia Penasaran 2016
Nusantara menyimpan banyak misteri
yang belum terpecahkan. Ada jejak peradaban misterius, hewan-hewan dan
tumbuhan aneh, kerabat nenek moyang manusia yang bertubuh mini,
reruntuhan bangunaan purba kolosal, dan benang merah sejarah Indonesia
modern yang masih kusut.
Pertanyaan yang belum terjawab itu tak hanya menerbitkan rasa penasaran penduduk Indonesia, tapi juga warga dunia. Misalnya,
penduduk Bumi yang bertanya-tanya kisah kapal hantu yang konon diawaki
pelaut Tanah Air, atau terkait fakta bahwa nenek moyang penduduk sebuah
negara di Afrika adalah segelintir perempuan asal Indonesia.
Dan, ketika bukit batu yang dipenuhi semak belukar di Magelang, Jawa
Tengah -- yang ditulis Gubernur Jenderal Britania Raya, Sir Thomas
Stamford Raffles dalam 'History of Java' -- ternyata adalah Candi
Borobudur, orang pun bertanya-tanya apakah gundukan batuan basalt di
Cianjur sejatinya adalah piramida tertua di muka Bumi?
1. Kapal Hantu Ourang Medan
Suatu hari di
bulan Juni 1947, 2 kapal Amerika yang sedang berada di Selat Malaka --
City of Baltimore dan Silver Star -- menerima pesan darurat dari kapal
dagang milik Belanda, SS
Ourang Medan. Atau 'Orang Medan'
Seorang operator di kapal Ourang Medan mengirimkan kode Morse.
Isinya: "Semua awak kapal, termasuk kapten terbaring sekarat di ruang
peta (chartroom) dan anjungan. Mungkin semuanya telah meninggal dunia."
Kemudian kalimat terakhir diterima. "Aku (akan) mati," seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (4/12/2015). Setelah itu pesan radio terputus.
Pesan mengerikan tersebut juga didengar pos pemantauan milik Belanda dan Inggris yang ada di sekitar Selat Malaka.
Kemudian,
para operator radio penerima berusaha melacak sumber sinyal dan
menentukan bahwa pesan tersebut datang dari SS Ourang Medan, yang juga
ada di Selat Malaka.
Pemberitaan soal Ourang Medan di koran masa lampau
Kapal Silver Star adalah yang terdekat. Nakhodanya lalu memutar
haluan mendekati lokasi Ourang Medan. Mereka menemukan kapal itu
terapung-apung di lautan.Yang mengerikan, jasad-jasad para krunya bertebaran di dek. Semuanya dalam kondisi mengerikan: mata terbelalak.
Ekspresi ketakutan dan horor terlihat jelas dalam wajah-wajah beku. Pun dengan anjing kapal yang ditemukan mati.
Awak
kapal AS, Silver Star yang melakukan pengecekan tak menemukan
tanda-tanda kekerasan, tak ada darah yang merembes, tiada tanda-tanda
perlawanan.
Kapten Silver Star memerintahkan agar tali pengeret dipasangkan ke
Ourang Medan, agar kapal tersebut bisa ditarik ke pelabuhan terdekat,
agar aparat bisa menyelidiki apa gerangan penebar maut di bahtera
tersebut.
Ilustrasi SS Ourang Medan (toptenfamous.com)
Namun, sebelum niatan itu terlaksana, asap tebal mengepul dari
bagian kapal. Kemudian, ledakan terjadi. Ourang Medan pun tenggelam.
Semua bukti-bukti karam ke dasar laut.
Legenda Ourang Medan
menyebar dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain. Dijadikan artikel
majalah-majalah spesialisasi kisah misteri.
Sebuah laporan resmi terkait kapal itu bahkan muncul dalam Proceedings of the Merchant Marine Council US Coast Guard edisi Mei 1952. Hingga kini belum diketahui, apakah Ourang Medan kisah nyata atau bohong belaka.
2. Balok Misterius Terdampar di Pantai-pantai Eropa
Benda persegi hitam, mirip talenan, terbawa ombak di seantero Eropa. Tak ada yang tahu, dari mana ia berasal.
Hanya ada petunjuk kata 'Tjipetir' yang tercetak di permukaan kenyal itu.
Misteri Tjipetir (BBC)
Salah satu orang yang menemukannya, Tracey Williams, warga Newquay, Cornwall, Inggris berusaha memecahkan misterinya.
Ia
melacaknya dari kata 'Tjipetir'. Hasil risetnya menemukan kata tersebut
bersesuaian dengan nama sebuah kebun karet di Sukabumi, Jawa Barat,
Indonesia, yang beroperasi sejak akhir Abad ke-19 dan awal Abad ke-20.
Ketika Nusantara masih bernama Hindia Belanda.
Misteri Tjipetir (BBC)
Dan ternyata, benda persegi itu sejatinya bukan karet, namun
mirip gutta-percha atau getah perca: lateks koagulasi dari cairan getah
murni yang dapat mengeras dan berasal dari pohon jenis Sapotaceae yang
dapat dipadatkan, umumnya terdapat di Semenanjung Malaysia.
Pada Abad ke-19 hingga pertengahan Abad ke-20, bahan itu digunakan sebagai insulasi kabel telegraf yang melintang di dasar laut.
Williams
lantas menyebarkan temuannya itu di laman Facebook-nya. Orang-orang pun
makin ramai merespons dan berbagi kisah 'Tjipetir' temuannya.
Ternyata
benda persegi itu ditemukan tak hanya di Inggris dan Wales, tapi sampai
di Shetland, Channel Islands, Spanyol, Prancis, Belanda, Jerman,
Norwegia, Swedia, dan Denmark. Sejumlah orang juga melaporkan temuan
karung dan gulungan karet.
Diduga balok Tjipetir itu adalah
tumpahan kargo kapal Jepang Miyazaki Maru yang tenggelam pada Mei 1917,
di tengah Perang Dunia I.
3. Darah Indonesia di Madagaskar
Sejak lama
Madagaskar menjadi daya tarik bagi para antropolog. Alasannya, pulau
keempat terbesar dunia itu sebelumnya hanya dihuni hewan lemur.
Selama ribuan tahun, tak ada manusia yang menjamahnya.
Sebelum nenek moyang dari Indonesia tiba, Madagaskar hanya dihuni lemur (Reuters)
Seperti dimuat situs sains, Physorg.com, penelitian genetika
yang dipimpin Murray Cox dari Massey University Selandia Baru
mengungkap hal mengejutkan: bahwa nenek moyang penduduk Madagaskar
adalah 30 perempuan -- 28 di antaranya yang berasal dari Indonesia. Kok bisa?
Petunjuk
didapatkan dari uji DNA 266 orang dari tiga etnis Malagasy -- orang
asli Madagaskar dan analisi mitokondria atau baterai sel yang gennya
diwariskan dari ibu.
"Hal yang tak biasa tentang pulau ini
adalah, Madagaskar terletak sangat jauh dari Indonesia. Ia juga dihuni
belakangan, ketika sebagian besar dunia telah berpenghuni," kata
peneliti dari Massey University Selandia Baru, Murray Cox, kepada situs
sains LiveScience.
Para perempuan Nusantara itu datang
ke pulau di pesisir Benua Afrika itu pada 1.200 tahun. Diduga, kapal
mereka tenggelam kala itu.
Simulasi komputer juga menunjukkan,
pemukiman pertama di Madagaskar ada pada tahun 830 Masehi, saat yang
bersamaan dengan berkembangnya perdagangan nusantara di bawah kekuasaan
Kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di Sumatera.
Penduduk Madagaskar antre di bilik suara (Reuters)
Tak hanya soal DNA, ada faktor lain yang menunjukkan kontribusi
Nusantara, yakni bahasa. Dari segi linguistik, penduduk Madagaskar
bicara dalam bahasa, yang asal-usulnya bisa dilacak sampai Indonesia.
Sebagian besar dari leksikon Ma'anyan, bahasa yang dipraktekan
sehari-hari di masyarakat yang bermukim di sepanjang Sungai Barito, di
wilayah pedalaman.Juga ditemukan segelintir bahasa yang akarnya dari Jawa, Melayu, atau Sansekerta.
Bukti
lain pengaruh Nusantara di Madagaskar adalah penemuan perahu cadik,
peralatan besi, instrumen musik seperti gambang. Juga peralatan makan
yang sangat 'tropis', sistem tanam padi, pisang, ubi jalar di sela-sela
hutan.
4. Atlantis di Indonesia?
Apa yang diungkap Plato dalam dialog 'Timaeus dan Critias',
yang ditulis sekitar tahun 330 Sebelum Masehi menjadi petunjuk yang
memicu pencarian besar-besaran terhadap sebuah peradaban yang hilang:
Atlantis.
Menurut, sang filsuf Yunani, Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules".
Pulau
berberadaban maju itu konon memiliki angkatan laut yang menaklukan
Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar
tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke
dalam samudera. "Hanya dalam waktu satu hari satu malam".
Atlantis (coolinterestingstuff.com)
Meski sejumlah orang menganggap apa yang diungkap Plato sebagai
kiasan, sejumlah ilmuwan dan petualang berusaha 'menyibak' lautan, untuk
mencari tahu di mana posisi Atlantis.
Konon, lokasinya ada di
Spanyol, Kepulauan Mediterania, Gurun Sahara, Amerika Tengah, Antartika,
Afrika, atau Samudera Atlantik -- yang namanya mirip.
Namun, kata penulis Brasil Arysio Santos, Atlantis tak kunjung ditemukan karena mereka mencarinya di tempat yang salah.
"Atlantis
berada di Samudera Hindia, di belahan lain Bumi," kata dia. Pria
berlatar belakang fisika nuklir itu menunjuk Indonesia sebagai lokasi
persisnya.
Dalam bukunya, “Atlantis the Lost Continents Finally Found”, Santos menggambarkan Atlantis berada di "the most volcanic region in the world" alias daerah paling banyak gunung berapinya.
Dan, seperti dikutip laman Atlan.org, faktanya Indonesia terdiri dari ribuan gunung berapi yang berubah menjadi pulau-pulau.
Indonesia
juga pernah mengalami bencana letusan gunung Krakatau dan Tambora.
Bahkan, Danau Toba di Sumatera adalah bekas salah satu kawah gunung
berapi.
Letusan beberapa gunung berapi secara bersamaan, kata
Santos, menyelimuti permukaan bumi mencairkan es dan memicu ombak
raksasa yang menenggelamkan Atlantis.
5. Piramida Tertua di Muka Bumi?
Pada
tahun 1914, sejarawan Belanda, N.J Krom terpukau saat melihat situs
megalitikum di permukaan sebuah bukit di Cianjur, Jawa Barat. Sang
ilmuwan menduganya sebagai kuburan. Sementara, warga lokal mengira, itu
istana Prabu Siliwangi yang gagal dibangun dalam waktu semalam.
Ia sempat menuliskan temuannya itu di Rapporten van de Oudheidkundige Dienst. Namun, kemudian, situs itu sempat terlupakan.
Situs
megalitikum Gunung Padang dilihat dari bukit batu di Kampung Cimanggu,
Cianjur, Jawa Barat, (20/9/2014). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Pada 2011, Gunung Padang kembali jadi pusat perhatian. Saat itu,
temuan tim peneliti katastrofi purba yang dibentuk kantor Staf Khusus
Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana mengungkapkan, apa yang
dilihat N.J Krom baru sekedar permukaan.
Hal menarik, kata mereka
sejatinya ada di Perut Gunung Padang. Diduga, situs tersebut bukanlah
bukit alami, melainkan sebuah bangunan buatan manusia masa lalu yang
berperadaban maju, yang bentuknya pundek berundak -- mirip piramida.
Jika terbukti, bisa jadi Gunung Padang adalah punden berundak terbesar di dunia. Juga mungkin yang tertua.
Dua batu
berdiri (menhir) yang ada jelang teras pertama situs Gunung Padang
diyakini sebagai pintu pembuka lawang dan memiliki cerita tersendiri,
Cianjur, Jawa Barat, (20/9/2014). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Seperti dikutip Daily Mail, 2 April 2015, ahli geologi, Danny Hilman meyakini, situs tersebut dibangun antara 9.000 hingga 20 ribu tahun lalu.
Jika benar, Gunung Padang lebih tua dari piramida Mesir yang dibuat pada 5.000 tahun lalu.
Salah satu
teras yang ada di areal situs Gunung Padang di Kampung Cimanggu,
Cianjur, Jawa Barat, (19/9/2014). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)"Orang mengira masa prasejarah primitif, namun bangunan itu membuktikan anggapan tersebut salah," kata dia.
Di tengah kontroversi dan perdebatan, hingga saat ini para ahli terus berusaha membuktikan keotentikan Gunung Padang.
6. Manusia 'Hobbit'
Pada 2003, peneliti
Indonesia dan Australia yang melakukan ekskavasi di gua batu kapur
Liang Bua menemukan fosil tengkorak kecil dan bagian rahang bawah. Meski
mungil, ia memiliki susunan gigi dewasa.
Liang Bua, tempat ditemukannya Homo floresiensis (Wikipedia)
Tulang yang membatu itu diperkirakan berusia 180 ribu tahun.
"Ini
bukan tengkorak anak kecil, tapi sosok dewasa mini -- salah satu
hominid atau makhluk mirip manusia dewasa terkecil yang pernah
ditemukan," kata Mike Morwood dari University of Wollongong, Australia
saat mengumumkan temuannya.
Sejumlah fosil belulang lain kemudian diekskavasi dan diidentifikasikan sebagai spesies hominid yang disebut sebagai Homo floresiensis.
Homo floresiensis (anthropology.net)
Sejak penemuan tersebut, para peneliti berusaha menguak misteri asal usulnya.
Pada
2010, para ilmuwan mengungkap bahwa peralatan batu yang ditemukan di
Flores menunjukkan bahwa nenek moyang manusia hobbit tinggal di wilayah
itu pada 1 juta tahun lalu.
Kemudian, muncul dugaan bahwa nenek moyang hobbit adalah Homo erectus -- yang menuai perdebatan sengit soal peranannya dalam rantai evolusi manusia.
Fosil Homo erectus yang ditemukan di Sangiran, wilayah tepi Bengawan Solo di Jawa Tengah pada Abad ke-19 diduga berusia 1,5 juta tahun.
Belakangan, seperti dikutip dari situs LiveScience, para ahli
menemukan peralatan dari batu yang diperkirakan berasal dari masa 118
ribu - 194 ribu tahun lalu.
Peralatan itu diperkirakan milik kerabat misterius manusia. Namun, bukan Homo erectus atau Homo floresiensis. Mereka sama sekali berbeda, mungkin nenek moyang manusia hobbit.
"Mungkin
ada spesies hominid yang sama sekali berbeda di Sulawesi sebelum
manusia modern datang menggunakan perahu sekitar 50 ribu tahun lalu,"
kata pemimpin studi, Gerrit van den Bergh, dari University of
Wollongong, Australia, seperti dimuat LiveScience 13 Januari 2016.
Para peneliti masih menguak misteri apa gerangan manusia purba yang membuat alat batu tersebut.
Source : Liputan6.com
ilahkan Klik Dibawah Ini Untuk Menambah Wawasan Kita Tentang Misteri - Misteri Yang Ada DiDunia Ini
0 komentar:
Posting Komentar